Pengelabuan
dalam Survei Politik di Indonesia
Oleh Edi Sudarjat dan Palguno
Benjamin Disraeli, negarawan asal Inggris pernah
mengingatkan kita bahwa terdapat tiga jenis kebohongan di dunia ini: bohong
biasa, bohong besar dan statistik.
Maraknya penggunaan survei dalam
analisis politik di Indonesia
belakangan ini, selain membawa manfaat besar, juga melahirkan pengelabuan. Teknik
pengelabuan yang lazim digunakan adalah pertama,
melakukan analisis tidak sesuai dengan satuan penarikan contoh.
Kedua, akibat analisis yang tidak sesuai
dengan satuan penarikan contoh itu, maka sampling
error yang muncul harusnya lebih besar daripada survei nasional, tapi
prosentase sampling error ini tidak
dicantumkan.
Ketiga, tabulasi silang
dalam suatu laporan survei hanya menampilkan angka prosentase, tanpa menampilkan
jumlah responden (n) untuk tiap kategori. Dari ketiga kesalahan itu, maka orang
menafsirkan hasil tabulasi pada tingkat provinsi sama dengan dengan tingkat
nasional. Padahal jumlah responden tingkat nasional jauh lebih tinggi.
*
* *
Contoh pengelabuan ini dapat dilihat
pada publikasi PT Lingkaran Survei Indonesia menyelenggarakan Survei Nasional Menjelang 3 Tahun SBY
– JK pada 9-14 September 2007. Keterangan metodologi suvei ini sbb: (a) Metodologi multi-stage random sampling;
(b) Responden berjumlah 1200; (c) Dilaksanakan 33 provinsi di seluruh
Indonesia; (d) Sampling error sekitar 2,9%.
Karakter
demografi responden dalam survei tersebut dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 1. Karakter Demografi Responden
Kategori
|
Sampel
Lingkaran Survei Indonesia
n = 1200
|
Sensus BPS
2000
|
September
2007
|
|
SUKU BANGSA
(Responden)
|
Jawa
|
41,3% (496)
|
41,6%
|
Sunda
|
17,9% (215)
|
15,4%
|
Madura
|
2,9% (35)
|
3,4%
|
Minangkabau
|
0,0% (0)
|
2,7%
|
Betawi
|
0,0% (0)
|
2,5%
|
Bugis
|
0,0% (0)
|
2,5%
|
Lainnya
|
37,9%
|
31,9%
|
Sumber: Analisis Survei Nasional Menjelang 3 Tahun SBY – JK, Oktober 2007
hlm. 25. http://www.lsi.co.id/publikasi.php?tipe=riset
Kemudian survei ini menjelaskan
tingkat kepuasan responden terhadap kinerja pemerintah SBY-JK berdasarkan
kategori suku dan partai seperti
dijelaskan pada Tabel 2 dan 3. Di sinilah pengelabuan terjadi. Dalam survei
dengan satuan penarikan contoh setingkat nasional, analisisnya harus nasional.
Tidak dapat dilakukan analisis spasial dengan kategori suku bangsa, partai dan provinsi,
karena jumlah respondennya berbeda-beda.
Responden suku Jawa 496, suku Sunda 215, sementara suku Madura hanya
35; ketiganya tidak dapat dibandingkan. Menyimpulkan 20,6% suku Madura Sangat
Puas/Cukup Puas; 61,8% Kurang Puas/Tidak Puas sama sekali dari 35 responden,
tidak dapat disebut valid. Suku Madura berjumlah sekitar 10 juta jiwa,
sedangkan sampel dari suku Madura hanya 35 orang! Mestinya dijelaskan bahwa
dengan sampel 35 orang, maka simpangan survei ini sekitar 16,6%; suatu
simpangan sangat besar dan menghasilkan kesimpulan yang tidak valid.
Tabel 2. Distribusi Tingkat Kepuasan terhadap
Pemerintah SBY-JK
Kategori
|
Sangat puas/ Cukup Puas
|
Kurang puas/Tidak Puas Sama
Sekali
|
Tidak tahu/ Tidak Jawab
|
Suku (%)
|
Jawa
|
35,0%
|
57,0%
|
8,0%
|
Sunda
|
18,4%
|
80,7%
|
0,9%
|
Melayu
|
57,1%
|
35,7%
|
7,1%
|
Madura
|
20,6%
|
61,8%
|
17,6%
|
Batak
|
29,4%
|
70,6%
|
0,0%
|
Sumber: Analisis Survei Nasional Menjelang 3 Tahun SBY – JK, Oktober 2007
hlm. 8. http://www.lsi.co.id/publikasi.php?tipe=riset
Pengelabuan lainnya adalah menyimpulkan
tingkat kepuasan terhadap pemerintah SBY-JK berdasarkan kategori partai seperti
yang tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Tingkat Kepuasan terhadap
Pemerintah SBY-JK Berdasarkan Partai
Kategori
|
Sangat
puas/cukup puas
|
Kurang puas/Tidak Puas Sama Sekali
|
Tidak tahu / Tidak Jawab
|
Pilihan Partai Hari Ini (%)
|
PPP
|
36,1%
|
59,0%
|
4,9%
|
Partai
Demokrat
|
59,3%
|
38,2%
|
2,4%
|
PAN
|
25,0%
|
75,0%
|
0,0%
|
PKB
|
30,0%
|
57,5%
|
12,5%
|
PKS
|
32,8%
|
65,7%
|
1,5%
|
PDIP
|
24,7%
|
72,6%
|
2,8%
|
Golkar
|
46,3%
|
47,5%
|
6,1%
|
Lainnya
|
30,1%
|
57,7%
|
12,2%
|
Sumber: Analisis Survei Nasional Menjelang 3 Tahun SBY – JK, Oktober 2007
hlm. 10. http://www.lsi.co.id/publikasi.php?tipe=riset
Menyimpulkan bahwa 36,1% pemilih PPP
Sangat Puas/Cukup Puas; 59,0% Kurang Puas/Tidak Puas sama sekali terhadap
pemerintah SBY-J; dari survei Nasional dengan 1200 responden, tanpa diketahui jumlah
responden dari PPP, adalah analisis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Begitu
kesimpulan prosentase kepuasan dari Partai Demokrat, PAN, dan lainnya tidak
dapat dilakukan tanpa kita ketahui jumlah sampelnya.
* * *
Adapun Lembaga Survei Indonesia melakukan
survei nasional pada 25 September - 2 Oktober 2007, dengan keterangan
metodologi sbb: (a) Metodologi multistage
random sampling; (b) Sampel 1300 responden yang tersebar di 33 provinsi,
yang diwawancarai tatap muka oleh pewawancara terlatih; (c) Jumlah responden
ini proporsional, sesuai dengan jumlah penduduk di masing-masing provinsi; (d) Margin of error survei ini +/- 2,8% pada
tingkat kepercayaan 95%.; (e) Karakter demografi responden dalam survei tersebut dijelaskan pada tabel 4.
Tabel 4. Karakter Demografi Responden
Kategori
|
Sampel
Lembaga Survei Indonesia
N = 1300
|
Sensus BPS
2000
|
September-
Oktober 2007
|
|
SUKU BANGSA
(Responden)
|
DKI
|
4,0% (52)
|
3,5%
|
Jawa Barat
|
14,5% (189)
|
17,4%
|
Jawa Tengah
|
12,9% (168)
|
15,2%
|
Jawa Timur
|
13,7% (178)
|
16,7 %
|
Bali
|
2,4% (31)
|
1,5%
|
Sumatra Selatan
|
3,2% (42)
|
3,2%
|
Kalimantan Barat
|
2,4% (31)
|
1,9%
|
Sulawesi Selatan
|
3,2% (42)
|
3,5%
|
Sulawesi Tenggara
|
0,8% (10)
|
0,9%
|
Maluku Utara
|
0,8% (10)
|
0,4%
|
Sumber: Lembaga
Survei Indonesia,
Prospek Kepemimpinan Nasional Evaluasi
Publik Tiga Tahun Presiden, Oktober 2007, http://www.lsi.or.id/riset/218/popularitas-sby-jk-menurun-menembus-batas-psikologis
Dari
survei dengan satuan penarikan contoh setingkat nasional ini, Lembaga Survei Indonesia
kemudian melakukan analisis dengan spasial provinsi. Di sinilah pengelabuan
terjadi. Dipaparkan dalam Tabel 5, bila pemilihan presiden dilakukan hari ini, di
DKI SBY akan meraih 24% suara; di Jawa Barat 19%; Sulawesi Tenggara 42%; Maluku
Utara 44%. Kesimpulan ini diambil berdasarkan sampel di DKI berjumlah 52
responden; di Jawa Barat 189 responden;
Sulawesi Tenggara 10 responden; dan Maluku Utara 10 responden (lihat Tabel 4).
Dengan variasi jumlah responden seperti
ini, sesungguhnya tidak dapat diambil kesimpulan berdasarkan satuan provinsi.
Menyatakan SBY akan meraih pemilih 44% di Sulawesi Tenggara berdasarkan 10
responden, merupakan sebuah kesimpulan menyesatkan. Sebab, simpangannya sekitar
31%.
Tabel 5. Presiden pilihan bila
pemilihan diadakan hari ini di
sejumlah daerah (%)
|
SBY
|
Mega
|
JK
|
Sultan
|
Wiranto
|
Sutiyoso
|
Amin
|
Hidayat
|
DKI
|
24,0
|
15,0
|
1,0
|
|
5,0
|
3,0
|
9,0
|
6,5
|
Jabar
|
19,0
|
21,5
|
1,0
|
4,5
|
5,0
|
0,5
|
6,0
|
4,0
|
Jateng
|
26,0
|
23,0
|
2,0
|
8,0
|
3,0
|
1,0
|
6,5
|
3,0
|
Jatim
|
22,0
|
23,0
|
1,0
|
0,3
|
3,0
|
|
3,0
|
|
Bali
|
24,0
|
50,0
|
1,0
|
5,0
|
3,0
|
0,5
|
1,0
|
0,5
|
Sumatra Selatan
|
34,0
|
23,0
|
1,0
|
2,0
|
3,0
|
0,5
|
4,0
|
2,0
|
Kalimantan Barat
|
34,5
|
27,0
|
1,0
|
1,0
|
3,5
|
|
2,0
|
1,0
|
Sulawesi Selatan
|
40,0
|
4,0
|
28
|
1,0
|
1,5
|
0,1
|
2,0
|
1,0
|
Sulawesi Tenggara
|
42,0
|
7,0
|
16
|
|
10,0
|
1,0
|
3,0
|
2,0
|
Maluku Utara
|
44,0
|
6,0
|
3,0
|
|
11,0
|
1,0
|
6,0
|
2,0
|
Sumber: Prospek Kepemimpinan Nasional Evaluasi Publik Tiga Tahun Presiden
Jakarta, Oktober 2007, http://www.lsi.or.id/riset/218/popularitas-sby-jk-menurun-menembus-batas-psikologis
Pengelabuan
dalam survei politik seperti di atas, acap kali ditemukan. Jadi hati-hatilah ketika membaca laporan survei
politik. (* Edi Sudarjat dan Palguno,
peneliti di Indonesian Research and Development Institute)