Monday, June 15, 2015

Pengelabuan dalam Survey Politik Politik di Indonesia” [Cheating on Indonesian Political Survey], Jurnal Nasional, Kamis, 24 Juli 2008.










Pengelabuan dalam Survei Politik di Indonesia

Oleh Edi Sudarjat dan Palguno

Benjamin Disraeli, negarawan asal Inggris pernah mengingatkan kita bahwa terdapat tiga jenis kebohongan di dunia ini: bohong biasa, bohong besar dan statistik.

Maraknya penggunaan survei dalam analisis politik di Indonesia belakangan ini, selain membawa manfaat besar, juga melahirkan pengelabuan. Teknik pengelabuan yang lazim digunakan adalah pertama, melakukan analisis tidak sesuai dengan satuan penarikan contoh. 
Kedua, akibat analisis yang tidak sesuai dengan satuan penarikan contoh itu, maka sampling error yang muncul harusnya lebih besar daripada survei nasional, tapi prosentase sampling error ini tidak dicantumkan. 
Ketiga, tabulasi silang dalam suatu laporan survei hanya menampilkan angka prosentase, tanpa menampilkan jumlah responden (n) untuk tiap kategori. Dari ketiga kesalahan itu, maka orang menafsirkan hasil tabulasi pada tingkat provinsi sama dengan dengan tingkat nasional. Padahal jumlah responden tingkat nasional jauh lebih tinggi.
*  *  *
Contoh pengelabuan ini dapat dilihat pada publikasi PT Lingkaran Survei Indonesia menyelenggarakan Survei Nasional Menjelang 3 Tahun SBY – JK pada 9-14 September 2007. Keterangan metodologi suvei ini sbb: (a) Metodologi multi-stage random sampling; (b) Responden berjumlah 1200; (c) Dilaksanakan 33 provinsi di seluruh Indonesia; (d) Sampling error  sekitar 2,9%.
Karakter demografi responden dalam survei tersebut dijelaskan pada tabel 1.



Tabel 1. Karakter Demografi Responden

Kategori
Sampel Lingkaran Survei Indonesia
n = 1200
Sensus BPS 2000
September 2007

SUKU BANGSA (Responden)
Jawa
41,3% (496)
 41,6%
Sunda
17,9% (215)
 15,4%
Madura
  2,9%   (35)
3,4%
Minangkabau
  0,0%     (0)
2,7%
Betawi
  0,0%     (0)
2,5%
Bugis
  0,0%     (0)
2,5%
Lainnya
37,9%
31,9%
           














Sumber: Analisis Survei Nasional Menjelang 3 Tahun SBY – JK, Oktober 2007 hlm. 25. http://www.lsi.co.id/publikasi.php?tipe=riset

Kemudian survei ini menjelaskan tingkat kepuasan responden terhadap kinerja pemerintah SBY-JK berdasarkan kategori suku dan  partai seperti dijelaskan pada Tabel 2 dan 3. Di sinilah pengelabuan terjadi. Dalam survei dengan satuan penarikan contoh setingkat nasional, analisisnya harus nasional. Tidak dapat dilakukan analisis spasial dengan kategori suku bangsa, partai dan provinsi, karena jumlah respondennya berbeda-beda. 
Responden suku Jawa 496,  suku Sunda 215, sementara suku Madura hanya 35; ketiganya tidak dapat dibandingkan. Menyimpulkan 20,6% suku Madura Sangat Puas/Cukup Puas; 61,8% Kurang Puas/Tidak Puas sama sekali dari 35 responden, tidak dapat disebut valid. Suku Madura berjumlah sekitar 10 juta jiwa, sedangkan sampel dari suku Madura hanya 35 orang! Mestinya dijelaskan bahwa dengan sampel 35 orang, maka simpangan survei ini sekitar 16,6%; suatu simpangan sangat besar dan menghasilkan kesimpulan yang tidak valid. 

Tabel 2. Distribusi Tingkat Kepuasan terhadap Pemerintah SBY-JK

 Kategori
Sangat puas/ Cukup Puas
Kurang puas/Tidak Puas Sama Sekali
Tidak tahu/ Tidak Jawab
Suku (%)
 Jawa
35,0%
57,0%
8,0%
 Sunda
18,4%
80,7%
0,9%
 Melayu
57,1%
35,7%
7,1%
 Madura
20,6%
61,8%
17,6%
 Batak
29,4%
70,6%
0,0%
Sumber: Analisis Survei Nasional Menjelang 3 Tahun SBY – JK, Oktober 2007 hlm. 8. http://www.lsi.co.id/publikasi.php?tipe=riset

Pengelabuan lainnya adalah menyimpulkan tingkat kepuasan terhadap pemerintah SBY-JK berdasarkan kategori partai seperti yang tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Tingkat Kepuasan terhadap
Pemerintah SBY-JK Berdasarkan Partai

Kategori
Sangat puas/cukup puas
Kurang puas/Tidak Puas Sama Sekali
Tidak tahu / Tidak Jawab
Pilihan Partai Hari  Ini (%)
PPP
36,1%
59,0%
4,9%
Partai Demokrat
59,3%
38,2%
2,4%
PAN
25,0%
75,0%
0,0%
PKB
30,0%
57,5%
    12,5%
PKS
32,8%
65,7%
1,5%
PDIP
24,7%
72,6%
2,8%
Golkar
46,3%
47,5%
6,1%
Lainnya
30,1%
57,7%
    12,2%
Sumber: Analisis Survei Nasional Menjelang 3 Tahun SBY – JK, Oktober 2007 hlm. 10. http://www.lsi.co.id/publikasi.php?tipe=riset

Menyimpulkan bahwa 36,1% pemilih PPP Sangat Puas/Cukup Puas; 59,0% Kurang Puas/Tidak Puas sama sekali terhadap pemerintah SBY-J; dari survei Nasional dengan 1200 responden, tanpa diketahui jumlah responden dari PPP, adalah analisis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Begitu kesimpulan prosentase kepuasan dari Partai Demokrat, PAN, dan lainnya tidak dapat dilakukan tanpa kita ketahui jumlah sampelnya.
*   *   *
Adapun Lembaga Survei Indonesia melakukan survei nasional pada 25 September - 2 Oktober 2007, dengan keterangan metodologi sbb: (a) Metodologi multistage random sampling; (b) Sampel  1300 responden yang tersebar di 33 provinsi, yang diwawancarai tatap muka oleh pewawancara terlatih; (c) Jumlah responden ini proporsional, sesuai dengan jumlah penduduk di masing-masing provinsi; (d) Margin of error survei ini +/- 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%.; (e) Karakter demografi responden dalam survei tersebut dijelaskan pada tabel 4.

Tabel 4. Karakter Demografi Responden

Kategori
Sampel Lembaga Survei Indonesia
N = 1300
Sensus BPS 2000
September- Oktober 2007

SUKU BANGSA (Responden)
DKI
4,0%    (52)
 3,5%
Jawa Barat
14,5%  (189)
17,4%
Jawa Tengah
12,9%   (168)
15,2%
Jawa Timur
13,7%  (178)
16,7 %
Bali
2,4%    (31)
 1,5%
Sumatra Selatan
3,2%    (42)
 3,2%
Kalimantan Barat
2,4%    (31)
 1,9%
Sulawesi Selatan
3,2%    (42)
 3,5%
Sulawesi Tenggara
0,8%    (10)
 0,9%
Maluku Utara
0,8%    (10)
 0,4%
           
















Sumber: Lembaga Survei Indonesia, Prospek Kepemimpinan Nasional Evaluasi Publik Tiga Tahun Presiden, Oktober 2007, http://www.lsi.or.id/riset/218/popularitas-sby-jk-menurun-menembus-batas-psikologis

            Dari survei dengan satuan penarikan contoh setingkat nasional ini, Lembaga Survei Indonesia kemudian melakukan analisis dengan spasial provinsi. Di sinilah pengelabuan terjadi. Dipaparkan dalam Tabel 5, bila pemilihan presiden dilakukan hari ini, di DKI SBY akan meraih 24% suara; di Jawa Barat 19%; Sulawesi Tenggara 42%; Maluku Utara 44%. Kesimpulan ini diambil berdasarkan sampel di DKI berjumlah 52 responden;  di Jawa Barat 189 responden; Sulawesi Tenggara 10 responden; dan Maluku Utara 10 responden (lihat Tabel 4). 
     Dengan  variasi jumlah responden seperti ini, sesungguhnya tidak dapat diambil kesimpulan berdasarkan satuan provinsi. Menyatakan SBY akan meraih pemilih 44% di Sulawesi Tenggara berdasarkan 10 responden, merupakan sebuah kesimpulan menyesatkan. Sebab, simpangannya sekitar 31%. 


Tabel 5. Presiden pilihan bila pemilihan diadakan hari ini di
sejumlah daerah (%)



SBY
Mega
JK
Sultan
Wiranto
Sutiyoso
Amin
Hidayat
DKI
24,0
15,0
1,0

5,0
3,0
9,0
6,5
Jabar
19,0
21,5
1,0
4,5
5,0
0,5
6,0
4,0
Jateng
26,0
23,0
2,0
8,0
3,0
1,0
6,5
3,0
Jatim
22,0
23,0
1,0
0,3
3,0

3,0

Bali
24,0
50,0
1,0
5,0
3,0
0,5
1,0
0,5
Sumatra Selatan
34,0
23,0
1,0
2,0
3,0
0,5
4,0
2,0
Kalimantan Barat
34,5
27,0
1,0
1,0
3,5

2,0
1,0
Sulawesi Selatan
40,0
4,0
28
1,0
1,5
0,1
2,0
1,0
Sulawesi Tenggara
42,0
7,0
16

10,0
1,0
3,0
2,0
Maluku Utara
44,0
6,0
3,0

11,0
1,0
6,0
2,0
Sumber: Prospek Kepemimpinan Nasional Evaluasi Publik Tiga Tahun Presiden
Jakarta, Oktober 2007, http://www.lsi.or.id/riset/218/popularitas-sby-jk-menurun-menembus-batas-psikologis

            Pengelabuan dalam survei politik seperti di atas, acap kali ditemukan. Jadi  hati-hatilah ketika membaca laporan survei politik. (* Edi Sudarjat dan Palguno, peneliti di Indonesian Research and Development Institute)






No comments:

Post a Comment